Slamat datang

SELAMAT DATANG DI BLOG UMI SUGIHARTI ALMANSHURI.... SEMOGA ALLOH TA'AALA SENANTIASA MERIDHOI JALINAN UKHUWAH ISLAMIYAH VIA BLOG UMI INI... DENGAN HARAPAN LIMPAHAN ROHMAT DAN KEBAROKAHAN MENAUNGI KITA SEMUA... AAMIIN...




Senin, 19 Maret 2018

Isra Mi'Raj


حَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ اْلجَهْلِ وَالدَّيَاجِرِ اَلْحَمْدُلِلَّهِ الَّذِيْ هَدَانَا بِعَبْدِهِ اْلمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ وَقَدْ نَادَانَا لَبَّيْكَ يَا مَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبـَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِي جَمَعَنَا فِي هَذَا الْمَجْمَعِ اْلكَرِيْمِ وَفِي الْجَلْسَةِ الْعَظِيْمَةِ نَوَّرَ اللهُ قُلُوْبَنَا وَإِيَّاكُمْ بِنُوْرِ مَحَبَّةِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ وَخِدْمَةِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ وَاْلعَمَلِ بِشَرِيْعَةِ وَسُنَّةِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وآلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.

Limpahan puji kehadirat Allah subhanahu wata’ala Yang Maha Luhur, Yang Maha membukakan bagi kita pintu-pintu kemuliaan dan kemudahan di dalam kehidupan, Yang Maha menuntun kita dengan tuntunan-tuntunan keluhuran serta mengangkat kita kepada derajat keluhuran yang lebih tinggi dengan kebangkitan Sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.

Di bulan agung ini mengingatkan kita pada peristiwa yang terluhur sepanjang usia Sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, yaitu perjalanan teragung dari segenap perjalanan yang pernah ada dari seluruh makhluk Allah subhanahu wata’ala, dimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menembus batas seluruh makhluk dan berhadapan dengan rabbul ‘alamin Allah subhanahu wata’ala. Sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah menceritakan peristiwa ini yang teriwayatkan dalam Shahih Al Bukhari, beliau bersabada : “Ketika aku sedang berbaring melihat atap rumahku terbelah, kemudian datanglah malaikat Jibril As dan membelah dadaku yang bersamanya membawa nampan emas berisi dengan hikmah yang kemudian dituangkan ke jantungku, kemudian mengembalikan jantungku pada tempatnya dan kembali menutup kulit di dadaku, kemudian aku dibawa untuk Isra’ dan Mi’raj”.

Dari rangkaian beberapa hadits lainnya riwayat Shahih Muslim dan Shahih Al Bukhari, menerangkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pergi Isra’ terlebih dahulu yaitu menuju Masjid Al Aqsha, dan sebelum mencapai masjid Al Aqsha Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Aku melihat nabi Musa berdiri di kuburnya sedang melakukan shalat, dan kulihat rambut nabi Musa lurus dan wajahnya berwibawa tampak suci dari segala perbuatan dosa, dan kulihat juga nabiyallah ‘Isya As yang wajahnya kemerah-merahan dan tampak begitu segar seakan-akan beliau baru selesai mandi, dan aku lebih mirip dengan nabiyallah Ibrahim a.s daripada kesemua nabi yang lainnya”. Masjid Al Aqsa yang menjadi tempat pertemuan seluruh nabi dengan pemimpin seluruh nabi, Sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Sebagaimana riwayat Shahih Al Bukhari, ketika ditanyakan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam : “wahai Rasulullah masjid apakah yang pertama kali ada di muka bumi?”, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab : “Masjidil Haram”, dan ditanya lagi : “kemudian masjid apa wahai Rasulullah?”, beliau menjawab : “Masjidil Aqsha”, adapun masalah selisih waktunya terdapat dua riwayat dalam Shahih Al Bukhari , riwayat pertama mengatakan hanya selisih 40 tahun kemudian dibangun Masjid Al Aqsha, dan riwayat yang lain mengatakan bahwa selisih waktunya adalah 40, entah itu 40 ribu tahun atau 40 bulan dan lainnya, dan para imam berbeda pendapat dalam hal ini. Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bertemu dengan para nabi dan rasul di masjidil Aqsha, kemudian beliau mengimami shalat lalu beliau menaiki sebuah batu untuk berangkat menuju ke langit, dan di saat itu batu juga turut mengantar keberangkatan nabi hingga beberapa meter di atas permukaan bumi, di saat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam hendak melanjutkan perjalanan ke langit, batu itu tidak mau lepas dari kaki sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan kepada batu untuk tidak ikut mi’raj, karena tidak mendapatkan izin untuk ikut mi’raj maka batu itu tetap menggantung di udara tidak jatuh ke bumi, tetap ada hingga saat ini di Masjidil Aqsha, hal itu merupakan pelajaran bagi kita bahwa batu-batu pun mencintai sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Ketika sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam akan memasuki pintu langit yang pertama dan saat itu tidak dibukakan oleh malaikat, maka malaikat Jibril a.s meminta para malaikat untuk membuka pintu-pintu langit, di langit pertama malaikat berkata :“siapakah yang datang?”, Jibril menjawab : “ aku Jibril dan Muhammad rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam”, malaikat berkata :“apakah dia telah diutus untuk datang pada waktunya?”, maka malaikat Jibril menjawab : “iya betul”, maka para malaikat pun berkata : “selamat datang Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam semulia-mulia yang datang telah datang”, maka pintu langit pertama dibuka untuk Sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bertemu dengan nabiyallah Adam a.s, sebagaimana riwayat Shahih Al Bukhari ketika beliau melihat di sebelah kanannya ada kelompok manusia maka beliau tersenyum, dan ketika beliau melihat ke kirinya dan melihat sekelompok manusia lalu beliau menangis. Maka malaikat Jibril berkata kepada sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam: “Ini adalah ayahmu dia adalah Adam As Abul Basyar, ketika ia melihat ke kanan ia diperlihatkan keturunannya yang masuk surga maka ia pun tersenyum, namun ketika ia melihat ke kiri ia diperlihatkan keturunannya yang masuk neraka maka ia menangis”.Nabi Adam As berada di langit yang pertama, melihat seluruh keturunannya yang berada di barat dan timur di bumi Allah subhanahu wata’ala. Kemudian nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bertemu dengan nabi Adam As dan nabi Adam berkata :“Selamat datang wahai putraku yang shalih, dan nabi yang shalih”.Kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wasallam menembus langit yang kedua dan dibukakan pintu oleh para malaikat dengan sambutan yang sama di langit yang pertama :“Selamat datang Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam semulia-mulia makhluk yang datang telah datang”, begitu seterusnya nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam menembus langit ketiga, keempat, kelima, hingga di langit yang keenam beliau bertemu dengan nabiyallah Musa As yang berkata : “Selamat datang wahai nabi yang shalih dan saudaraku yang shalih”. Kemudian menembusa langit yang ketujuh dan berjumpa dengan nabiyallah Ibrahim As dan melihat Baitul Ma’mur yang keluar dari tempat itu 70.000 malaikat setiap harinya dan tidak pernah kembali lagi, kesemua malaikat itu terus berputar di alam semesta dengan perintah Allah subhanahu wata’ala. Kemudian nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam menembus ke hadratullah subhanahu wata’ala, lalu beliau kembali menemui nabi Musa As ,,nabi Musa As berkata : “apa yang telah diberikan Allah kepadamu?”,nabi Muhammad menjawab :“Diwajibkan kepada ummatku untuk shalat 50 waktu”, maka nabi Musa As berkata : “Wahai Muhammad, ummatmu tidak akan mampu melakukannya, kembalilah kepada Allah”, maka nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam kembali menghadap Allah untuk memohon keringanan, kemudian Allah menguranginya 10 sebagaimana yang teriwayatkan dalam Shahih Muslim, lalu nabi Muhammad datang lagi kepada nabi Musa dan beliau berkata : “Berapa waktu shalat yang Allah wajibkan kepadamu dan ummatmu?”, maka nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam berkata : “40 waktu”, nabi Musa berkata : “Kembalilah lagi kepada Allah mintalah keringanan, karena ummatmu tidak akan mampu melakukannya”, maka nabi Muhammad shallallahu ‘alahi wasallam kembali kepada Allah memohon keringanan, kemudian Allah menguranginya 10 hingga tersisa 5 waktu, lalu nabi Muhammad kembali kepada nabi Musa dan nabi Musa dan beliau meminta nabi Muhammad untuk kembali menghadap Allah dan meminta keringanan, namun nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam berkata : “ aku malu kepada Allah jika aku meminta keringanan lagi, akan kulaksanakan kewajibanku dan kuringankan untuk ummatku dengan 5 waktu, namun pahalanya seperti melakukan 50 waktu shalat setiap harinya. Dan dalam perjalanan Isra’ dan Mi’raj Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sebagaimana hadits yang kita baca tadi, bahwa beliau telah ditawarkan antara meminum susu atau arak, dan nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam memilih susu, maka malaikat Jibril As berkata :“Sungguh engkau telah memilih kesucian, jika engkau memilih arak maka seluruh ummatmu akan terjebak dengan arak”. Dari hadits ini kita bisa mengambil suatu makna bahwa perbuatan nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam mempengaruhi perbuatan ummatnya hingga akhir zaman, dikarenakan beliau tidak memilih arak maka ummatnya tidak terjebak oleh pengaruh arak sehingga bisa menjauhi arak, meskipun ada diantara ummatnya yang terjebak dengan arak atau minuman-minuman keras, namun sebagian besar bisa melepaskan diri dari jebakan arak itu. Maka dikatakan oleh malaikat Jibril : “Jika engkau memilih arak maka seluruh ummatmu akan terjebak dengan arak”, dan hal ini menunjukkan bahwa amal perbutan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berpengaruh besar terhadap amal perbuatan ummatnya. Banyak perbuatan ummatnya yang baik disebabkan oleh perbuatan nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, yang diantaranya adalah masalah arak ini.

Allah subhanahu wata’ala berfirman :

وَالنَّجْمِ إِذَا هَوَى، مَا ضَلَّ صَاحِبُكُمْ وَمَا غَوَى، وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَى، إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَى، عَلَّمَهُ شَدِيدُ الْقُوَى، ذُو مِرَّةٍ فَاسْتَوَى، وَهُوَ بِالْأُفُقِ الْأَعْلَى، ثُمَّ دَنَا فَتَدَلَّى، فَكَانَ قَابَ قَوْسَيْنِ أَوْ أَدْنَى، فَأَوْحَى إِلَى عَبْدِهِ مَا أَوْحَى، مَا كَذَبَ الْفُؤَادُ مَا رَأَى، أَفَتُمَارُونَهُ عَلَى مَا يَرَى

( النجم : 1-12 )

“Demi bintang ketika terbenam, temanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak pula keliru, dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al Qur’an) menurut kemauan hawa nafsunya, ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya), yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat, yang mempunyai akal yang cerdas; dan (Jibril itu) menampakkan diri dengan rupa yang asli, sedang dia berada di ufuk yang tinggi, kemudian dia mendekat, lalu bertambah dekat lagi, maka jadilah dia dekat (pada Muhammad sejarak) dua ujung busur panah atau lebih dekat (lagi), lalu dia menyampaikan kepada hamba-Nya (Muhammad) apa yang telah Allah wahyukan, hatinya tidak mendustakan apa yang telah dilihatnya, maka apakah kamu (musyrikin Mekah) hendak membantahnya tentang apa yang telah dilihatnya?”. ( QS. An Najm : 1-12)

Makna “An Najm” sama dengan kalimat “Al Kaukab” yaitu bintang, namun Al Kaukab bercahaya dengan mengambil cahaya dari bintang lainnya seperti bulan, sedangkan An Najm adalah bintang yang bercahaya dengan cahayanya sendiri. Dan sebagian ulama’ menafsirkan bahwa “An Najm” dalam ayat ini adalah nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam yang bercahaya dengan cahaya keindahan Allah sedang berpijar karena cinta kepada Allah subhanahu wata’ala di malam Isra’ dan Mi’raj, yang mana beliau shallallahu ‘alaihi wasallam tidaklah menyesatkan dan tidak pula berbicara menurut hawa nafsunya, namun semua yang diucapkan adalah wahyu dari Allah subhanahu wata’ala yang diajarkan oleh malaikat Jibril diberi kekuasaan dan kewibawaan oleh Allah subhanahu wata’ala, sehingga mampu menembus batas seluruh makhluk dan berjumpa dengan Rabbul ‘alamin subhanahu wata’ala, lepas dari keterbatasan waktu dan tempat.

وَهُوَ بِالْأُفُقِ الْأَعْلَى، ثُمَّ دَنَا فَتَدَلَّى، فَكَانَ قَابَ قَوْسَيْنِ أَوْ أَدْنَى( النجم : 7-9 )

“Sedang dia berada di ufuk yang tinggi, kemudian dia mendekat, lalu bertambah dekat lagi, maka jadilah dia dekat (pada Muhammad sejarak) dua ujung busur panah atau lebih dekat (lagi)” (QS. An Najm : 7-9)

Sebagaimana riwayat Al Imam Qadhi ‘Iyadh dalam kitabnya As Syifaa, beliau shallallahu ‘alaihi wasallam berkata : “di saat itu aku melintasi langit, dari langit pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya kudengar seluruh malaikat bertasbih dan berdzikir kepada Allah, dan ketika aku melintasi muntahal khalaaiq, batas para makhluk dan berhadapan dengan Allah, maka tidak lagi kudengar suara apa pun , tidak ada lagi pemandangan, yang kudengar hanya suara Yang Maha Berwibawa : “Mendekat, mendekat wahai Muhammad dan tenangkan hatimu wahai Muhammad”, maka nabi Muhammad pun bersujud kemudian berkata :

التَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ لِلّه

“Segala penghormatan,keberkahan, shalawat dan  kalimat yang baik semua hanya milik Allah”

dan beliau shallallahu ‘alaihi wasallam pun mendengar jawaban Allah :

السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

“ Salam sejahtera, serta rahmat dan keberkahan Allah untukmu wahai nabi ”

Kemudian nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab:

اَلسَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللهِ الصَّالِحِيْن

“ Salam sejahtera untuk kami, dan para hamba yang shalih ( nabi dan para malaikat )”.

Dan bacaan itu diwariskan kepada kita di setiap kita shalat dalam tahiyyat awal dan tahiyyat akhir, kita selalu mengucapkan kalimat itu, dimana itu adalah percakapan antara Allah dan nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dalam peristiwa Mi’raj nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.

فَأَوْحَى إِلَى عَبْدِهِ مَا أَوْحَى، مَا كَذَبَ الْفُؤَادُ مَا رَأَى 
النجم : 10- 11 

“Lalu dia menyampaikan kepada hamba-Nya (Muhammad) apa yang telah Allah wahyukan, hatinya tidak mendustakan apa yang telah dilihatnya.” (QS. An Najm: 10 -11 )

Allah tidak mengatakan : مَاكَذَبَ مُحَمَّدٌ مَا رَأَى , namun Allah mengatakan مَاكَذَبَ اْلفُؤَادُ مَارَآى , Al Fuaad (sanubari) sehingga nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam diberi gelar “Sanubari”, Sang sanubari tidak berdusta atas apa-apa yang telah dilihatnya.

أَفَتُمَارُونَهُ عَلَى مَا يَرَى

 (النجم : 12 )

“Maka apakah kalian (kaum musyrikin) hendak membantahnya tentang apa yang telah dilihatnya?”(QS. An Najm : 12 )

Demikian indahnya peristiwa Isra’ Mi’raj nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, dan besok malam di Monas insyallah kita akan berdoa dan berdzikir dengan lafadz يا الله sebanyak 1000 x di malam Isra’ dan Mi’raj.

Selanjutnya kita beristighfar untuk mengikuti langkah salafusshalih dan sunnah nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasllam, yang bersabda :

وَاللهِ إِنِّيْ لأَسْتَغْفِرُ اللهَ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ فِي الْيَوْمِ أَكْثَرُ مِنْ سَبْعِيْنَ مَرَّةً

“Demi Allah, sesungguhnya aku meminta ampun kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya dalam sehari lebih dari tujuh puluh kali”.

فَقُوْلُوْا جَمِيْعًا

رَبِّ اغْفِرْ لِيْ وَارْحَمْنِيْ وَتُبْ عَلَيَّ

وَقُوْلُوْا جَمِيْعًا :

Ucapkanlah bersama-sama

يَا الله…يَا الله… ياَ الله.. ياَرَحْمَن يَارَحِيْم …لاَإلهَ إلَّاالله… لاَ إلهَ إلاَّ اللهُ اْلعَظِيْمُ الْحَلِيْمُ…لاَ إِلهَ إِلَّا اللهُ رَبُّ اْلعَرْشِ اْلعَظِيْمِ…لاَ إِلهَ إلَّا اللهُ رَبُّ السَّموَاتِ وَرَبُّ الْأَرْضِ وَرَبُّ اْلعَرْشِ اْلكَرِيْمِ… مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ،كَلِمَةٌ حَقٌّ عَلَيْهَا نَحْيَا وَعَلَيْهَا نَمُوتُ وَعَلَيْهَا نُبْعَثُ إِنْ شَاءَ اللهُ تَعَالَى مِنَ اْلأمِنِيْنَ.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KISAH DAJJAL

باب أحاديث الدّجال وأشراط الساعة وغيرها Dari An-Naas radhiyallahu ‘anhu, dia berkata: ذَكَرَ رَسُولُ اللهِ – صلى الله عليه وسلم – الدَّجَّال...