Slamat datang

SELAMAT DATANG DI BLOG UMI SUGIHARTI ALMANSHURI.... SEMOGA ALLOH TA'AALA SENANTIASA MERIDHOI JALINAN UKHUWAH ISLAMIYAH VIA BLOG UMI INI... DENGAN HARAPAN LIMPAHAN ROHMAT DAN KEBAROKAHAN MENAUNGI KITA SEMUA... AAMIIN...




Minggu, 23 Mei 2021

KISAH DAJJAL


باب أحاديث الدّجال وأشراط الساعة وغيرها

Dari An-Naas radhiyallahu ‘anhu, dia berkata:

ذَكَرَ رَسُولُ اللهِ – صلى الله عليه وسلم – الدَّجَّالَ ذَاتَ غَدَاةٍ، فَخَفَّضَ فِيهِ وَرَفَّعَ حَتَّى ظَنَنَّاهُ في طَائِفَةِ النَّخْلِ. فَلَمَّا رُحْنَا إلَيْهِ، عَرَفَ ذلِكَ فِينَا، فَقالَ: «مَا شَأْنُكُمْ؟» قُلْنَا: يا رَسُولَ اللهِ، ذَكَرْتَ الدَّجَّالَ الغَدَاةَ، فَخَفَّضْتَ فِيهِ وَرَفَّعْتَ، حَتَّى ظَنَنَّاهُ فِي طَائِفَةِ النَّخْلِ، فقالَ: «غَيْرُ الدَّجَّالِ أَخْوَفنِي عَلَيْكُمْ، إنْ يَخْرُجْ وَأنَا فِيكُمْ، فَأنَا حَجِيجُهُ دُونَكُمْ؛ وَإنْ يَخْرُجْ وَلَسْتُ فِيكُمْ، فَامْرُؤٌ حَجيجُ نَفْسِهِ، واللهُ خَلِيفَتي عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ. إنَّهُ شَابٌّ قَطَطٌ عَيْنُهُ طَافِيَةٌ، كَأنّي أُشَبِّهُهُ بعَبْدِ العُزَّى بنِ قَطَنٍ، فَمَنْ أدْرَكَهُ مِنْكُمْ، فَلْيَقْرَأ عَلَيْهِ فَواتِحَ سُورَةِ الكَهْفِ؛ إنَّهُ خَارِجٌ خَلَّةً بَيْنَ الشَّامِ وَالعِرَاقِ، فَعَاثَ يَمِينًا وَعَاثَ شِمالًا، يَا عِبَادَ اللهِ فَاثْبُتُوا» قُلْنَا: يَا رسُولَ اللهِ، وَمَا لُبْثُهُ في الأرْضِ؟ قال: «أرْبَعُونَ يَومًا: يَوْمٌ كَسَنَةٍ، وَيَوْمٌ كَشَهْرٍ، وَيَوْمٌ كَجُمْعَةٍ، وَسَائِرُ أيَّامِهِ كَأَيَّامِكُمْ» قُلْنَا: يَا رَسُولَ اللهِ، فَذلكَ اليَوْمُ الَّذِي كَسَنَةٍ أتَكْفِينَا فِيهِ صَلاَةُ يَوْمٍ؟ قَال: «لا، اقْدُرُوا لَهُ قَدْرَهُ». قُلْنَا: يا رسولَ اللهِ، وَمَا إسْراعُهُ في الأرْضِ؟ قال: «كَالغَيْثِ اسْتَدْبَرَتْهُ الرِّيحُ، فَيَأتِي عَلَى القَوْمِ، فَيدْعُوهُم فَيُؤمِنُونَ بِهِ وَيَسْتَجِيبُونَ لَهُ، فَيَأمُرُ السَّمَاءَ فَتُمْطِرُ، وَالأرْضَ فَتُنْبِتُ، فَتَرُوحُ عَلَيْهِمْ سَارِحَتُهُمْ أطْوَلَ مَا كَانَتْ ذُرًى وَأسْبَغَهُ ضُرُوعًا، وأمَدَّهُ خَوَاصِرَ، ثُمَّ يَأتِي القَوْمَ فَيَدْعُوهُمْ، فَيَرُدُّونَ عَلَيْهِ قَولَهُ، فَيَنْصَرفُ عَنْهُمْ، فَيُصْبِحُونَ مُمْحِلِينَ لَيْسَ بِأيْدِيهِمْ شَيْءٌ مِنْ أمْوَالِهِمْ، وَيَمُرُّ بِالخَرِبَةِ، فَيَقُولُ لَهَا: أخْرِجِي كُنُوزَكِ، فَتَتْبَعُهُ كُنُوزُهَا كَيَعَاسِيبِ النَّحْلِ، ثُمَّ يَدْعُو رَجُلًا مُمْتَلِئًا شَبَابًا فَيَضْرِبُهُ بِالسَّيْفِ، فَيَقْطَعُهُ جِزْلَتَيْنِ رَمْيَةَ الغَرَضِ، ثُمَّ يَدْعُوهُ، فَيُقْبِلُ، وَيَتَهَلَّلُ وَجْهُهُ يَضْحَكُ، فَبَيْنَمَا هُوَ كَذلِكَ إذْ بَعَثَ اللهُ تَعَالَى المَسيحَ ابْنَ مَرْيَمَ – صلى الله عليه وسلم – فَيَنْزِلُ عِنْدَ المَنَارَةِ البَيْضَاءِ شَرْقِيَّ دِمَشقَ بَيْنَ مَهْرُودَتَيْنِ، وَاضِعًا كَفَّيْهِ عَلَى أَجْنِحَةِ مَلَكَيْنِ، إذا طَأطَأَ رَأسَهُ قَطَرَ، وَإِذَا رَفَعَهُ تَحَدَّرَ مِنهُ جُمَانٌ كَاللُّؤْلُؤ، فَلاَ يَحِلُّ لِكَافِرٍ يَجِدُ رِيحَ نَفَسِهِ إلاَّ مَاتَ، وَنَفَسُهُ يَنْتَهِي إلى حَيثُ يَنْتَهِي طَرْفُهُ، فَيَطْلُبُهُ حَتَّى يُدْرِكَهُ بِبَابِ لُدٍّ فَيَقْتُلُهُ، ثُمَّ يَأتِي عِيسَى – صلى الله عليه وسلم – قَومًا قَدْ عَصَمَهُمُ اللهُ مِنهُ، فَيَمْسَحُ عَنْ وُجُوهِهِمْ وَيُحَدِّثُهُمْ بِدَرَجَاتِهِمْ فِي الجَنَّةِ، فَبَيْنَمَا هُوَ كَذلِكَ إذْ أوْحَى اللهُ تَعَالَى إلى عِيسَى – صلى الله عليه وسلم: أنِّي قَدْ أخْرَجْتُ عِبَادًا لي لا يَدَانِ لأَحَدٍ بِقِتَالِهِمْ، فَحَرِّزْ عِبَادِي إلى الطُّورِ. وَيَبْعَثُ اللهُ يَأجُوجَ وَمَأجُوجَ وَهُمْ مِنْ كُلِّ حَدَبٍ يَنْسِلُونَ، فَيَمُرُّ أوائِلُهُمْ عَلَى بُحيرَةِ طَبَريَّةَ فَيَشْرَبُونَ مَا فِيهَا، وَيَمُرُّ آخِرُهُمْ فَيَقُولُونَ: لَقَدْ كَانَ بهذِهِ مَرَّةً ماءٌ، وَيُحْصَرُ نَبيُّ اللهِ عِيسَى – صلى الله عليه وسلم – وأصْحَابُهُ حَتَّى يَكُونَ رَأْسُ الثَّوْرِ لأَحَدِهِمْ خَيْرًا مِنْ مِئَةِ دينَارٍ لأَحَدِكُمُ اليَوْمَ، فَيَرْغَبُ نَبِيُّ اللهِ عِيسَى – صلى الله عليه وسلم – وأصْحَابُهُ – رضي الله عنهم – إلى اللهِ تَعَالَى، فَيُرْسِلُ اللهُ تَعَالَى عَلَيْهِمُ النَّغَفَ في رِقَابِهِمْ، فَيُصْبِحُونَ فَرْسَى كَمَوْتِ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ، ثُمَّ يَهْبِطُ نَبِيُّ اللهِ عِيسَى – صلى الله عليه وسلم – وأصْحَابُهُ – رضي الله عنهم – إلى الأرْضِ، فَلاَ يَجِدُونَ في الأرْضِ مَوْضِعَ شِبْرٍ إلاَّ مَلأَهُ زَهَمُهُمْ وَنَتَنُهُمْ، فَيَرْغَبُ نَبِيُّ اللهِ عِيسَى – صلى الله عليه وسلم – وَأصْحَابُهُ – رضي الله عنهم – إلى اللهِ تَعَالَى، فَيُرْسِلُ اللهُ تَعَالَى طَيْرًا كَأَعْنَاقِ البُخْتِ، فَتَحْمِلُهُمْ، فَتَطْرَحُهُمْ حَيثُ شَاءَ اللهُ، ثُمَّ يُرْسِلُ اللهُ – عز وجل – مَطَرًا لاَ يُكِنُّ مِنهُ بَيْتُ مَدَرٍ وَلاَ وَبَرٍ، فَيَغْسِلُ الأرْضَ حَتَّى يَتْرُكَهَا كَالزَّلَقَةِ، ثُمَّ يُقَالُ للأرْضِ: أنْبِتي ثَمَرتكِ، وَرُدِّي بَرَكَتَكِ، فَيَوْمَئِذٍ تَأكُلُ العِصَابَةُ مِنَ الرُّمَّانَةِ، وَيَسْتَظِلُّونَ بِقَحْفِهَا، وَيُبَارَكُ فِي الرِّسْلِ حَتَّى أنَّ اللّقْحَةَ مِنَ الإِبِلِ لَتَكْفِي الفِئَامَ مِنَ النَّاسِ؛ وَاللِّقْحَةَ مِنَ البَقَرِ لَتَكْفِي القَبِيلَةَ مِنَ النَّاسِ، وَاللِّقْحَةَ مِنَ الغَنَمِ لَتَكْفِي الفَخِذَ مِنَ النَّاسِ؛ فَبَيْنَمَا هُمْ كَذَلِكَ إذْ بَعَثَ اللهُ تَعَالَى ريحًا طَيِّبَةً فَتَأخُذُهُمْ تَحْتَ آبَاطِهِمْ، فَتَقْبِضُ رُوحَ كُلِّ مُؤْمِنٍ وَكُلِّ مُسْلِمٍ؛ وَيَبْقَى شِرَارُ النَّاسِ يَتَهَارَجُونَ فِيها تَهَارُجَ الحُمُرِ، فَعَلَيْهِمْ تَقُومُ السَّاعَةُ. رواه مسلم

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pada suatu pagi pernah berbicara tentang Dajjal. Dalam ceritanya terkadang beliau menghinakan Dajjal dan terkadang menjelaskan kedahsyatan fitnah yang ditimbulkannya sehingga kami seolah-olah mengira Dajjal itu berada di dalam sebagian perkebunan kurma.”

Setelah kami kembali kepada beliau dan beliau mengetahui bahwa kami mempunyai persoalan, maka beliau bertanya: “Ada apa dengan kalian?” Kami menjawab: “Wahai Rasulullah, tadi pagi engkau berbicara tentang Dajjal. Dalam pembicaraan itu, terkadang engkau menghinakan Dajjal dan terkadang menjelaskan kedahsyatan fitnahnya sehingga kami mengira kalau Dajjal itu berada di sebagian perkebunan kurma.”

Beliau bersabda: “Bukan Dajjal itu yang paling aku khwatirkan terhadap kallian. Jika dia muncul dan aku masih berada di antara kalian, tentu aku akan membela kalian untuk menghadapinya. Namun, jika dia muncul sedang aku sudah tidak bersama kalian, maka setiap orang akan membela diri masing-masing dan Allah Ta’ala sebagai penggantiku, menjadi pembela setiap muslim. Dajjal adalah seorang pemuda berambut sangat keriting, matanya hampir keluar. Seakan-akan aku menyerupakan dengan ‘Abdul ‘Uzza bin Qathan. Barangsiapa di antara kalian yang bertemu dengannya maka bacakanlah kepadanya permulaan surat Al-Kahfi. Dia akan muncul di suatu jalan antara Syam dan Irak, lalu dia pergi membuat kerusakan, ke kanan dan ke kiri. Wahai hamba Allah! Teguhkanlah pendirianmu!”

Kami bertanya, “Wahai Rasulullah, berapa lama dia tinggal di bumi?”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, empat puluh hari. Satu hari seperti satu tahun, satu hari seperti satu bulan, satu hari seperti satu pekan, dan selebihnya seperti hari-hari kamu sekarang.”

Kami bertanya, “Wahai Rasulullah, ketika sehari seperti setahun, cukuplah bagi kami kalau shalat hanya sehari?”

Beliau menjawab, “Tidak, tetapi perkirakanlah sebagaimana hari biasanya.”

Kami bertanya, “bagaimana kecepatan Dajjal berjalan di bumi?” Beliau menjawab, “Dajjal berjalan seperti hujan ditiup angin.” Dia akan mendatangi suatu kaum, lalu diajaknya kaum itu supaya beriman kepadanya, maka mereka pun beriman dan mematuhi segala perintahnya. Diperintahkannya langit supaya menurunkan hujan, sehingga turunlah hujan dan diperintahkannya bumi supaya subur sehingga tumbuhlah tumbuh-tumbuhan. Kemudian (Jika hari sudah petang) ternak-ternak mereka pun pulang ke kandang dalam keadaan lebih gemuk, berpunuk lebih tinggi, kantung susunya lebih besar, dan perut lebih lebar (kenyang).”

Setelah itu, didatangi kaum yang lain, lalu diajaknya mereka supaya beriman kepadanya, tetapi mereka menolak ajakannya, maka dia berlalu dari mereka. Keesokan harinya, daerah kaum itu menjadi gersang, hujan tidak turun, dan tidak sedikit pun kekayaan mereka tersisa.

Kemudian, dia melewati suatu daerah yang sudah hancur, lalu dia berkata kepada daerah itu: “Keluarkanlah perbendaharaan kekayaanmu.” Maka keluarlah seluruh kekayaan negeri itu dan kekayaan-kekayaan itu mengikuti Dajjal seperti raja lebah yang pergi dengan diikuti rakyatnya.

Setelah itu, Dajjal memanggil seorang pemuda belia, lalu ditebasnya dengan pedang sehingga tubuh anak muda itu terbelah menjadi dua, bahkan belahannya terlempar sejauh sasaran anak panah yang ditembakkan. Kemudian, Dajjal memanggil tubuh yang telah terbelah itu untuk kembali, tenyata dia kembali datang seutuhnya dengan wajah berseri-seri sambil tertawa.

Sementara Dajjal berada dalam keasyikannya dengan perbuatan-perbuatannya yang amat merusak, Allah Ta’ala pun mengutus ‘Isa Al-Masih bin Maryam ‘alaihis salam. Dia turun di menara putih sebelah timur Damaskus dengan memakai dua pakaian berwarna sambil berpegangan pada dua sayap malaikat. Apabila dia menundukan kepala, turunlah air dari kepalanya, sedangkan apabila ia mengankat kepalanya, berjatuhanlah air jernih bagaikan biji=-biji perak seperti mutiara. Tidaklah orang kafir mencium bau nafasnya, melainkan dia pasti mati, sedangkan bau nafasnya tercium sejauh pandangan mata.

Kemudian, ‘Isa ‘alaihis salam mencari Dajjal sampai beliau mendapatkannya di pintu gerbang kota Ludd, lalu beliau membunuhnya. Setelah itu, ‘Isa ‘alaihis salam didatangi oleh suatu kaum yang dilindungi Allah dari kejahatan Dajjal. Beliau pun mengusap wajah dan menceritakan kedudukan mereka di surga. Kemudian, pada saat itu juga, Allah Ta’ala mewahyukan kepada ‘Isa ‘alaihis salam: “Aku pasti akan mengeluarkan hamba-hambaKu yang tidak terkalahkan oleh siapa pun yang memerangi mereka. Oleh karena itu, selamatkanlah hamba-hambaKu ke suatu bukit.”

Setelah itu, Allah Ta’ala membangkitkan Ya’juj dan Ma’juj. Mereka datang dengan cepat dari tempat yang tinggi (muncul dimana-mana). Bagian terdepan dari kelompok besar ini melewati danau Thiberia, lalu mereka meminum habis air danau tersebut sehingga ketika rombongan yang paling akhir melewatinya, mereka berakta: “Sesungguhnya dahulu danau ini ada airnya.”

Pasa saat itulah, Nabi ‘Isa ‘alaihis salam dan para sahabat beliau terkepung, sampai-sampai sebuah kepala sapi lebih berharga bagi mereka daripada seratus dinar bagi seseorang di antara kalian pada hari ini (karena mereka kehabisan makanan dan sangat membutuhkannya). Nabi ‘Isa ‘alaihis salam dan para sahabatnya berdo’a: “Semoga Allah menghancurkan Ya’juj dan Ma’juj.” Maka dari itu, Allah mengirimkan ulat yang menyerang leher mereka, sehingga mereka semua mati mendadak. Kemudian, Nabi ‘Isa ‘alaihis salam dan para sahabatnya turun semua ke daerah tersebut. Tidak sejengkal tanah pun yang didapatinya, melainkan tanah itu penuh dengan bau busuk.

Nabi Allah ‘Isa ‘alaihis salam dan para sahabatnya berdo’a lagi kepada ALlah (agar menyingkirkan bangkai-bangkai busuk itu). Maka Allah mengirimkan burung-burung sebesar unta untuk mengangkat bangkai-bangkai tersebut dan melemparkannya ke tempat yang dikehendaki Allah. Selanjutnya Allah menurunkan hujan sehingga ia menyapu bersih semua rumah permanen dan kemah-kemah dari bulu, sampai-sampai air tersebut menggenangi bumi sehingga keliahatan seperti cermin. Allah pun memerintahkan kepada bumi: “Tumbuhkan tumbuh-tumbuhanmu dan kembalikanlah keberkahanmu.”

Pada waktu itulah, sekelompok orang dapat kenyang dengan memakan sebutir delima saja, bahkan mereka dapat berteduh di bawah kulitnya. Rizki mereka penuh keberkahan, sehingga susu seekor unta cukup untuk sekian banyak orang. Susu seekor sapi cukup untuk prang satu suku. Susu seekor kambing cukup untuk sekelompok keluarga terdekat.

Ketika mereka sedang berada dalam keridhaan Allah yang demikian, tiba-tiba Allah mengirim angin balik yang berhembus melewati ketiak mereka. Angin tersebut mencabut roh setiap mukmin dan muslim sehingga yang tertinggal hanyalah orang-orang yang jahat pada waktu itu. Mereka pun hidup dengan melakukan hubungan badan secara terang-terangan seperti keledai. Pada saat itulah, kiamat terjadi.” (HR Muslim)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KISAH DAJJAL

باب أحاديث الدّجال وأشراط الساعة وغيرها Dari An-Naas radhiyallahu ‘anhu, dia berkata: ذَكَرَ رَسُولُ اللهِ – صلى الله عليه وسلم – الدَّجَّال...